Merpatiku

kendati engkau berselisih maka tak akan aku ambil alih
kendati engkau puncak bersilat tidak akan kudamba cacat
kendati engkau riuh kembangkan guruh tidak akan kujadikan biru
kendati engkau maki bersibak tak akan kujadikan serak
Powered by Blogger.
RSS

sebuah sampah sebuah pelajaran

buat makthu
ada rasa sangat lega saat dia datang di altarku. kerinduan yang membuncah cair menjadi derai tawa tak kunjung habisnya. dia membuat rasa ini berkata, aku tidak sendiri. masih ada teman yang bisa diajak berbagi, kuajak mendengar celotehan tak berarti, dan menikmati malam tanpa apapun juga. walau hanya sebentar, toh kedatangannya sungguh sangat membuatku bisa kembali menikmati hidup, menikmati setiap jengkal keluh kesah, menyampaikan rasa sakit, dan meninabobokkan kejenuhan.
ya, malam tadi kami bicara tentang sampah. sampah yang dari dulu dibuang di kepala kami, di otak kami, di kesadaran kami, dan di seluruh kehidupan kami. sampai-sampai kami tidak sempat berpikir untuk membuang sampah di kepala orang lain. sampah itu ada yang bisa kami daur ulang, ada yang juga yang membusuk dalam otak kami, sehingga kami pun kadang terkena racunnya. tidak jarang kamilah yang menjadi tersangka atas bau busuk dari sampah itu.
tidak mengapa, sebab kami biasa menerima itu semua. namun herannya, saat semua itu bisa kami daur ulang dalam otak dan kehidupan kami, kami pun jadi hilang dalam memorinya. bahkan dia sendiri akan menutup hidung jika lewat di depan kami. mereka lupa telah membuang sampahnya yang sangat busuk di otak kami. mereka lupa bahwa tiap kebusukan yang mereka buang adalah racun yang setiap saat bisa membuat kami tewas. untungnya kami bisa mengendalikan.
yang tidak mereka sadari adalah bagaimana kami bisa banyak belajar dari sampah busuk itu. kami menyerap lebih banyak energi, lebih banyak pengalaman, lebih banyak kedewasaan, walau proses itu sungguh nggak mengenakkan. terlepas dari, apakah kami bisa menerima atau nggak, tetapi kami menerima itu semua sebagai sebuah kenyataan dan keniscayaan. kami sama sekali tidak menggugat takdir, kami tidak menentang kekuasaan tuhan. yang pasti kami akan lebih belajar untuk menerima sampah dengan lebih sabar, tenang, dan bahagia....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment