Merpatiku

kendati engkau berselisih maka tak akan aku ambil alih
kendati engkau puncak bersilat tidak akan kudamba cacat
kendati engkau riuh kembangkan guruh tidak akan kujadikan biru
kendati engkau maki bersibak tak akan kujadikan serak
Powered by Blogger.
RSS

Maut Itu...

terakhir aku menulis tentang berkurban, maka pada minggu-minggu ini aku benar-benar harus ikhlas berkurban. bukan berkurban dalam hal fisik, namun lebih pada kesabaran hati. sabtu lalu (6 desember 2008), seorang nenek renta yang sudah sejak aku kecil kupanggil nyai dah, meninggal dunia di usianya yang entah keberapa. waktu aku kecil beliau hampir tiap hari sholat berjamaah ke langgar samping rumahku. dengan kesederhanaan (miskin) yang membuatnya harus bekerja tiap hari, beliau sempatkan diri untuk selalu berjamaah. bahkan seringkali beliau memberiku jajanan pasar saat pulang dari jual ikan di pasar. di saat usianya makin senja, punggungnya semakin membungkuk, matanya udah muali kabur, dan telingannya udah susah mendengar, beliau tidak lagi datang ke musholla untuk sholat berjamaah. beliau lebih memilih sholat di rumah saja, karena memang fisiknya sudah tidak memungkinkan untuk berjalan jauh.
beberapa lebaran terakhir, saat aku bersilaturrahim ke rumahnya, beliau masih ingat namaku (walau matanya sudah tidak lagi bisa mereka-reka). beliau juga mengingatkan aku, bagaimana tingkahku sewaktu kecil, bagaimana musholla itu selalu dipenuhi orang kampung yang ingin belajar ngaji. dan satu hal yang selalu aku ingat, beliau selalu minta didoakan agar lekas meninggal. aku tidak bisa berpikir atau berkata apa ketika beliau meminta hal ini. dalam hatiku, inikah yang selalu diinginkan oleh orang yang sudah renta? aku tak berani mengiyakan atau menolak. selalu begitu setidaknya dalam 3 lebaran terakhir. kini rupannya Allah mengabulkan doa dan permintaannya. sabtu pagi itu Allah memanggilnya kembali setelah sekian lama menjalankan fungsinya di muka bumi. semoga Allah mengampunkan semua kesalahan dan dosanya, serta menerima semua amal ibadahnya.
rabu malam (10 desember 2008), aku menerima kabar duka lagi. kali ini datangnya dari nomor yang tak kukenal. dia memberi kabar bahwa suami sepupuku harus berpulang ke pangkuan-Nya di usia yang masih muda. tidak banyak aku mengenal secara pribadi dengannya, namun aku yakin dia orang yang sangat salih. aku bertemu dengannya hanya saat reuni keluarga setiap tanggal 4 syawal. dia sendiri aslinya dari kudus dan meninggal di kudus pula. dia meninggalkan seorang isteri dan dua orang anak. anak yang terakhir masih berusia 4-5 bulan. sampai sekarang aku juga tidak mengetahui pasti penyebab kematiannya. sakitkah, kecelakaan, atau apa? yang jelas maut itu telah menjemputnya. Allah sedang menguji keluargannya dengan mengambil dirinya untuk kembali pada-Nya. Semoga ia diterima di sisi-Nya, diampunkan semua dosanya, dan amal ibadahnya diterima-Nya. bagi mbak Romlah dan anak-anaknya, moga diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. aku hanya bisa memberikan doa yasin dan tahlil, karena aku belum bisa pulang ke rumah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment