Seperti biasa, aku bangun tidur, cuci muka tanpa sikat gigi, langsung menuju angkringan di depan kontrakan. Memesan segelas kopi kental manis (walau penjualnya kadang nggak ngerti maksudku), menyulut sebatang rokok, lalu baca koran yang emang disediain penjualnya.
Halaman pertama bikin mata terbelalak. Tertulis kekayaan Abu Rizal Bakri (yang notabene sebagai Menko Kesra) 84,6 Trilyun. Bertambahnya pundi-pundi hartanya ternyata sebab kemerosotan ekonomi seluruh rakyat Indonesia terutama sejak negeri ini mengalami krisis BBM. Alamaaak...betapa banyaknya duit yang dia punya. Anjiiinggg...ternyata dia menjadi orang terkaya se Asia Tenggara. Kerajaan bisnisnya yang makin lama makin menggurita, menyebabkan dia tidak sempat lagi ngitung duitnya sendiri sehingga harus mengundang wartawan Globe Asia untuk mengkalkulasinya.
Tetapi dia masih banyak punya hutang kepada masyarakat Porong yang telah terlantar karena salah keteledoran salah satu perusahaannya di bidang penambangan gas bumi. Di sana, ribuan orang masih menantikan nasih yang makin lama makin nggak pasti. Meski pembayaran ganti rugi atas tanah yang terkubur lumpur sudah 80 %, namun bisakah dia membayar kenangan dan perjuangan rakyat di sana?
Di berita lain, ada kontradiksi yang cukup giris. Pemerintah kita butuh dana sekitar 40 Trilyun untuk membangun sebuah pendidikan gratis. Cis..! itu kan hanya separoh kekayaan Bakri..! Jika saja dia berniat baik untuk menyekolahkan semua anak negeri ini, mungkin dosa dan kesalahan dia bakal diampuni.
Bakriii....bakri... ternyata kamu bukan Umar Bakri.
Halaman pertama bikin mata terbelalak. Tertulis kekayaan Abu Rizal Bakri (yang notabene sebagai Menko Kesra) 84,6 Trilyun. Bertambahnya pundi-pundi hartanya ternyata sebab kemerosotan ekonomi seluruh rakyat Indonesia terutama sejak negeri ini mengalami krisis BBM. Alamaaak...betapa banyaknya duit yang dia punya. Anjiiinggg...ternyata dia menjadi orang terkaya se Asia Tenggara. Kerajaan bisnisnya yang makin lama makin menggurita, menyebabkan dia tidak sempat lagi ngitung duitnya sendiri sehingga harus mengundang wartawan Globe Asia untuk mengkalkulasinya.
Tetapi dia masih banyak punya hutang kepada masyarakat Porong yang telah terlantar karena salah keteledoran salah satu perusahaannya di bidang penambangan gas bumi. Di sana, ribuan orang masih menantikan nasih yang makin lama makin nggak pasti. Meski pembayaran ganti rugi atas tanah yang terkubur lumpur sudah 80 %, namun bisakah dia membayar kenangan dan perjuangan rakyat di sana?
Di berita lain, ada kontradiksi yang cukup giris. Pemerintah kita butuh dana sekitar 40 Trilyun untuk membangun sebuah pendidikan gratis. Cis..! itu kan hanya separoh kekayaan Bakri..! Jika saja dia berniat baik untuk menyekolahkan semua anak negeri ini, mungkin dosa dan kesalahan dia bakal diampuni.
Bakriii....bakri... ternyata kamu bukan Umar Bakri.
0 comments:
Post a Comment